PLC (Programmable Logic Controller)
PLC (Programmable Logic
Controller) ialah rangkaian elektronik berbasis mikroprosesor yang
beroperasi secara digital, menggunakan programmable memory untuk
menyimpan instruksi yang berorientasi kepada pengguna, untuk melakukan fungsi
khusus seperti logika, sequencing, timing, arithmetic, melalui input
baik analog maupun discrete / digital, untuk berbagai proses permesinan.
PLC jika
dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional memilki banyak kelebihan antara
lain :
1. Butuh
waktu yang tidak lama untuk membangun, memelihara, memperbaiki dan
Mengembangkan sistem kendali, pengembangan sistem yang mudah.
2. Ketahanan
PLC jauh lebih baik, Lebih murah.
3. Mengkonsumsi
daya lebih rendah,
4. Pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat,
5. Pengkabelan
lebih sedikit,
6. Perawatan
yang mudah,
7. Tidak
membutuhkan ruang kontrol yang besar,
8. Tidak
membutuhkan spare part yang banyak, dan lain-lain.
B.
Jenis-jenis
PLC
Berdasarkan
jumlah input/output yang dimilikinya ini. secara umum PLC dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar:
1.
PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro jika
jumlah input/ output pada PLC ini kurang dari 32 terminal .
2.
PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah jika
PLC tersebut memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal.
3.
PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan
PLC tipe rack PLC dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/
output-nya lebih dari 128 terminal.
Fasilitas,
kemampuan, dan fungsi yang tersedia pada setiap kategori tersebut pada umumnya
berbeda satu dengan lainnya. Semakin sedikit jumlah input/output pada PLC
tersebut maka jenis instruksi yang tersedia juga semakin terbatas.
C.
Komponen-komponen
Utama PLC
Komponen
Utama atau perangkat keras penyusun PLC adalah (1) Catu Daya / Power Supply,
(2) CPU (Central Processing Unit) yang didalamnya terdapat prosesor, dan
memori, (3) Modul Masukan (Input Modul), dan Modul Keluaran (Output
Modul), dan (4) Perangkat Pemrograman

Gambar 2.1 Komponen-komponen utama PLC
1. Catu Daya (Power Supply).
Catu daya listrik digunakan
untuk memberikan pasokan daya keseluruh komponen-komponen PLC. Kebanyakan PLC
bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC, beberapa PLC catu dayanya
terpisah (sebagai modul tersendiri), yang demikian biasanya merupakan PLC besar,
sedangkan PLC medium atau kecil catu dayanya sudah menyatu.
2.
CPU ( Central
Processing Unit ).
CPU atau Unit Pengolahan Pusat, terdiri dari 3
komponen penyusun : (1) Prosesor, (2) Memori dan (3) Catu Daya ( Power
Supply )

Gambar 2.2 Komponen utama penyusun
CPU
Prosesor merupakan otak dari
sebuah PLC , fungsi utama adalah mengatur tugas pada keseluruhan sistem PLC,
mengerjakan berbagai operasi antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan
mengambil data dari memori, membaca nilai input dan mengatur nilai output,
memeriksa kerusakan, melakukan operasi-operasi matematis, manipulasi data,
tugas-tugas diagnostik, serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain.

Gambar 2.3 Sistem PLC
Memori adalah area dalam CPU
PLC tempat data serta program disimpan dan dieksekusi oleh prosesor,
pengetahuan tentang sistem memori pada PLC akan sangat membantu dalam memahami
cara kerja PLC.
Secara umum memori dapat
dibagi dua kategori: Volatile ( mudah hilang ) dan Nonvolatile, program
atau data pada memori volatile akan hilang jika catu daya PLC mati. Memori ini
juga dikenal dengan nama RAM ( Random Acces Memory ). Dalam sebagian PLC
memori jenis RAM masih digunakan untuk menyimpan program pengguna ( aplikasi )
dengan menggunakan baterai sebagai back up daya jika catu daya mati. Adapun
sifat dari memori nonvolatile yaitu program atau data yang tersimpan di
dalamnya tidak akan hilang walaupun catu daya PLC mati, yang termasuk kategori
ini adalah :
1. ROM (Read-Only Memory ) jenis memori ini
dirancang untuk menyimpan data atau program secara permanen. Pada PLC, ROM
digunakan untuk menyimpan sistem operasi dan bios.
2. PROM ( Programmable Read-Only Memory ) memori
ini dapat diprogram ulang dengan menggunakan alat pemrograman khusus. digunakan
untuk back up program.
3. EPROM ( Erasable Programmable Read-Only Memory )
memori ini turunan dari jenis PROM yang dapat diprogram ulang setelah program
yang sebelumnya dihapus dengan menggunakan Sinar Ultraviolet.
4.
EEPROM ( Electrically
Erasable Programmable Read-Only Memory ) adalah memori nonvolatile yang
menyerupai RAM. Kebanyakan PLC menggunakan memori jenis ini untuk menyimpan
program pengguna, alasan utama adalah kemudahan dalam mengubah program pada
memori tersebut, yaitu hanya dengan menggunakan prangkat pemrograman PLC itu
sendiri, misalnya Komputer atau unit miniprogramer. Salah satu kerugian memori
jenis ini adalah keterbatasan dalam kemampuan hapus-tulisnya ( Erase/Write )
yaitu sekitar 10.000 kali.
3. Modul Masukan dan Modul Keluaran
Modul masukan dan keluaran adalah
perantara antara PLC dengan perangkat keras masukan dan perangkat keras
keluaran.
Gambar
2.4 menunjukan posisi keduanya dalam sistem PLC. Modul masukan dan keluaran
pada PLC mini umumnya sudah Built in di PLC. Tujuannya adalah melindungi
CPU PLC dari sinyal yang tidak dikehendaki yang dapat merusak CPU itu sendiri.
Modul masukan dan modul keluaran ini berfungsi untuk mengkonversi atau mengubah
sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras masukan ke sinyal-sinyal yang sesuai
dengan tegangan kerja CPU PLC (misalnya masukan dari sensor dengan tegangan
kerja 5 Volt DC harus dikonversikan menjadi tegangan 24 Volt DC agar sesuai
dengan tegangan kerja CPU PLC). Hal ini dapat dilakukan dengan mudah yaitu
dengan menggunakan opto-isolator.

Gambar 2.4 Rangkaian modul masukan
Dengan menggunakan
opto-isolator maka tidak ada hubungan kabel sama sekali antara perangkat keras
masukan/keluaran dengan unit CPU. Secara optic dipisahkan dengan kata lain,
sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Cara kerjanya sederhana, perangkat keras
masukan akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED (dalam opto-isolator)
akibatnya phototransistor akan menerima cahaya dan akan menghantarkan arus
(ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol. Begitu juga sebaliknya, saat
sinyal masukan tidak ada lagi maka LED akan mati dan phototransistor akan
berhenti menghantar sinyal (OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu.
Perbedaan antara modul masukan dan modul
keluaran adalah LED pada modul masukan dihidupkan oleh perangkat keras masukan
sementara LED pada modul keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.

Gambar
2.5 Rangkaian modul keluaran
4.
Perangkat
Pemrograman (Programming Device).
Programming Device adalah alat untuk memasukan
(membuat atau mengedit) program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat program yang
biasa digunakan (1) Miniprogrammer atau Programming Console, dan (2)
Komputer.
a. Miniprogrammer atau Konsole.
Miniprogrammer atau Programming
Console (biasa disebut Konsol) adalah sebuah perangkat seukuran kalkulator
saku yang berfungsi untuk memasukkan instruksi-instruksi program ke dalam PLC.
Umumnya, instruksi-instruksi program dimasukan dengan mengetikkan simbol-simbol
diagram tangga dengan menggunakan kode mnemonik (Mnemonic Code).
Sebagai contoh, untuk memprogram diagram
tangga pada gambar dibawah ini dengan menggunakan PLC produksi OMRON maka
diketikkan instruksi - instruksi pada Programming Console sebagai
berikut:

Gambar 2.6 Diagram tangga yang akan diketik
pada konsol
Tabel 2.1 Contoh kode mnemonik dan pengalamatannya
un

Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR LD, AND OUT adalah
kode mnemonik yang dapat berbeda, tergantung vendor pembuat PLC ( misalnya
instruksi LD ekivalen dengan instruksi STR pada PLC produksi Allen Bradley )
sedangkan bilangan numeris 00000, 00002, 00100, dan 00100 adalah parameter yang
berupa alamat-alamat terminal masukan dan terminal keluaran PLC tersebut.
Pada umumnya, miniprogrammer dirancang
untuk kompatibel dengan dua atau lebih PLC dalam sebuah tipe. Selain digunakan
untuk memasukkan program diagram ladder, beberapa jenis miniprogrammer juga
dilengkapi fasilitas untuk monitoring klan tugas-tugas diagnostic.

b.
Komputer
Pemrograman PLC dengan menggunakan miniprogrammer ini akan
sangat melelahkan jika jumlah anak tangga pada diagram ladder yang akan
diprogram berukuran relatif besar. Umumnya, penggunaan konsol ini biasa
digunakan hanya untuk pengeditan program saja. Untuk memasukkan program secara
keseluruhan pada PLC, dapat digunakan Komputer.
Vendor-vendor PLC umumnya menyertakan
perangkat lunak ( Software ) untuk mengimplementasikan pemasukan program
diagram tangga, pengeditan, dokumentasi dan monitoring ke dalam PLC.

Gambar 2.8 Pemrograman PLC dengan menggunakan
komputer.
5.
Perangkat
Keras Masukan/Keluaran PLC.
PLC harus dihubungkan dengan perangkat
keras masukan sebagai pengendali dan perangkat keras keluaran sebagai sesuatu
yang dikendalikan sementara PLC tersebut bekerja sebagai pemroses, seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.9 Perangkat masukan dan perangkat
keluaran PLC
a.
Perangkat
Keras Masukan (Input Device)
Input Device merupakan
bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan masukan
kepada CPU, perangkat masukan dapat berupa tombol, Switch, Saklar,
Sensor atau perangkat ukur lain. Perangkat masukan memicu eksekusi
logika/program pada PLC.

Gambar 2.10 Perangkat keras masukan PLC
Perangkat masukan PLC terbagi dua yaitu : Perangkat
Masuka Diskrit ( Discrete Input Device ) dan Perangkat Masukan Analog ( Analog
Input Device ).
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami
istilah “diskrit” dan “analog”. Karena keduanya menentukan sinyal yang akan
diterima atau dihasilkan oleh peralatan.
Discrete input device menghasilkan sinyal 0 dan
1, sedang analog input device menghasilkan sinyal dengan range tertentu
(0, 1, 2, 3, 4, …). Demikian juga discrete output device diaktifkan oleh
sinyal 0 dan 1, sedang analog output device dapat diaktifkan oleh sinyal
dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, …)
Diskrit yang pada dasarnya hanyalah
sinyal-sinyal „hidup‟/ „mati‟, adapun analog yaitu sinyal-sinyal yang
amplitudonya mempresentasikan magnitude kuantitas yang dideteksi. Sinyal analog
yang sering dijumpai adalah sinyal arus 4-20 mA, tegangan 0-5 Volt
Perangkat keras masukan yang termasuk discrete ( Discrete Input Device
) adalah:
·
Selector switches, push buttons, thumbwheel
switches
·
Photoelectric eyes, limit switches, circuit
breakers
·
Proximity switches, level switches
·
Motor starter contacts
·
Relay contacts
·
Fans, lights, horns, valves
Perangkat keras masukan yang termasuk analog (Analog
input device) adalah:
·
Temperature sensors
·
CO2 sensors
·
Pressure sensors
·
Humidity sensors
·
Flow sensors
·
Potentiometers.
b.
Perangkat
Keras Keluaran (Output Device)
Output Device Merupakan bagian PLC yang berhubungan
dengan perangkat luar yang memberikan keluaran dari CPU, perangkat keluaran
dapat berupa Motor AC/DC, lampu, katup dan lain-lain. Perangkat keluaran
tersebut akan bekerja sesuai dengan perintah yang dimasukan kedalam PLC.

Gambar 2.11 Perangkat keras keluaran
Perangkat keluaran PLC juga terbagi dua yaitu :
Perangkat Keluaran Diskrit ( Discrete Output Device ) dan Perangkat
Keluaran Analog ( Analog Output Device ).
Perangkat keras keluaran yang termasuk discrete ( Discrete Output Device
) adalah:
·
Alarms
·
Control relays
·
Fans, lights, horns, valves
·
Motor starters, solenoids
Perangkat
keras keluaran yang termasuk analog ( Analog Output Device ) adalah:
·
Analog Valves
·
Actuators
·
Chart Recorders
·
Electric Motor Drives
·
Analog Meters
·
Pressure Sensors
maaf min fotonya ko ga keluar yaa? mohon bantuannya min terimakasih
BalasHapusterimakasih atas infonya
BalasHapuslampu servis hp