Rabu, 01 Mei 2013

PLC (Programmable Logic Controller)


PLC (Programmable Logic Controller)
A.    Pengertian PLC
           PLC (Programmable Logic Controller) ialah rangkaian elektronik berbasis mikroprosesor yang beroperasi secara digital, menggunakan programmable memory untuk menyimpan instruksi yang berorientasi kepada pengguna, untuk melakukan fungsi khusus seperti logika, sequencing, timing, arithmetic, melalui input baik analog maupun discrete / digital, untuk berbagai proses permesinan.
PLC jika dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional memilki banyak kelebihan antara lain :
1.      Butuh waktu yang tidak lama untuk membangun, memelihara, memperbaiki dan Mengembangkan sistem kendali, pengembangan sistem yang mudah.
2.      Ketahanan PLC jauh lebih baik, Lebih murah.
3.      Mengkonsumsi daya lebih rendah,
4.      Pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat,
5.      Pengkabelan lebih sedikit,
6.      Perawatan yang mudah,
7.      Tidak membutuhkan ruang kontrol yang besar,
8.      Tidak membutuhkan spare part yang banyak, dan lain-lain.

B.     Jenis-jenis PLC
Berdasarkan jumlah input/output yang dimilikinya ini. secara umum PLC dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar:
1.      PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro jika jumlah input/ output pada PLC ini kurang dari 32 terminal .
2.      PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal.
3.      PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya lebih dari 128 terminal.

Fasilitas, kemampuan, dan fungsi yang tersedia pada setiap kategori tersebut pada umumnya berbeda satu dengan lainnya. Semakin sedikit jumlah input/output pada PLC tersebut maka jenis instruksi yang tersedia juga semakin terbatas.
C.    Komponen-komponen Utama PLC
Komponen Utama atau perangkat keras penyusun PLC adalah (1) Catu Daya / Power Supply, (2) CPU (Central Processing Unit) yang didalamnya terdapat prosesor, dan memori, (3) Modul Masukan (Input Modul), dan Modul Keluaran (Output Modul), dan (4) Perangkat Pemrograman
Gambar 2.1 Komponen-komponen utama PLC
1.      Catu Daya (Power Supply).
Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan daya keseluruh komponen-komponen PLC. Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC, beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul tersendiri), yang demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan PLC medium atau kecil catu dayanya sudah menyatu.
2.      CPU ( Central Processing Unit ).
CPU atau Unit Pengolahan Pusat, terdiri dari 3 komponen penyusun : (1) Prosesor, (2) Memori dan (3) Catu Daya ( Power Supply )
Gambar 2.2 Komponen utama penyusun CPU
Prosesor merupakan otak dari sebuah PLC , fungsi utama adalah mengatur tugas pada keseluruhan sistem PLC, mengerjakan berbagai operasi antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca nilai input dan mengatur nilai output, memeriksa kerusakan, melakukan operasi-operasi matematis, manipulasi data, tugas-tugas diagnostik, serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain.
Gambar 2.3 Sistem PLC
Memori adalah area dalam CPU PLC tempat data serta program disimpan dan dieksekusi oleh prosesor, pengetahuan tentang sistem memori pada PLC akan sangat membantu dalam memahami cara kerja PLC.
Secara umum memori dapat dibagi dua kategori: Volatile ( mudah hilang ) dan Nonvolatile, program atau data pada memori volatile akan hilang jika catu daya PLC mati. Memori ini juga dikenal dengan nama RAM ( Random Acces Memory ). Dalam sebagian PLC memori jenis RAM masih digunakan untuk menyimpan program pengguna ( aplikasi ) dengan menggunakan baterai sebagai back up daya jika catu daya mati. Adapun sifat dari memori nonvolatile yaitu program atau data yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun catu daya PLC mati, yang termasuk kategori ini adalah :
1.      ROM (Read-Only Memory ) jenis memori ini dirancang untuk menyimpan data atau program secara permanen. Pada PLC, ROM digunakan untuk menyimpan sistem operasi dan bios.
2.      PROM ( Programmable Read-Only Memory ) memori ini dapat diprogram ulang dengan menggunakan alat pemrograman khusus. digunakan untuk back up program.
3.      EPROM ( Erasable Programmable Read-Only Memory ) memori ini turunan dari jenis PROM yang dapat diprogram ulang setelah program yang sebelumnya dihapus dengan menggunakan Sinar Ultraviolet.
4.      EEPROM ( Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory ) adalah memori nonvolatile yang menyerupai RAM. Kebanyakan PLC menggunakan memori jenis ini untuk menyimpan program pengguna, alasan utama adalah kemudahan dalam mengubah program pada memori tersebut, yaitu hanya dengan menggunakan prangkat pemrograman PLC itu sendiri, misalnya Komputer atau unit miniprogramer. Salah satu kerugian memori jenis ini adalah keterbatasan dalam kemampuan hapus-tulisnya ( Erase/Write ) yaitu sekitar 10.000 kali.

3.      Modul Masukan dan Modul Keluaran
            Modul masukan dan keluaran adalah perantara antara PLC dengan perangkat keras masukan dan perangkat keras keluaran.
Gambar 2.4 menunjukan posisi keduanya dalam sistem PLC. Modul masukan dan keluaran pada PLC mini umumnya sudah Built in di PLC. Tujuannya adalah melindungi CPU PLC dari sinyal yang tidak dikehendaki yang dapat merusak CPU itu sendiri. Modul masukan dan modul keluaran ini berfungsi untuk mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras masukan ke sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC (misalnya masukan dari sensor dengan tegangan kerja 5 Volt DC harus dikonversikan menjadi tegangan 24 Volt DC agar sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC). Hal ini dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menggunakan opto-isolator.
Gambar 2.4 Rangkaian modul masukan
Dengan menggunakan opto-isolator maka tidak ada hubungan kabel sama sekali antara perangkat keras masukan/keluaran dengan unit CPU. Secara optic dipisahkan dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Cara kerjanya sederhana, perangkat keras masukan akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED (dalam opto-isolator) akibatnya phototransistor akan menerima cahaya dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol. Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi maka LED akan mati dan phototransistor akan berhenti menghantar sinyal (OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu.
Perbedaan antara modul masukan dan modul keluaran adalah LED pada modul masukan dihidupkan oleh perangkat keras masukan sementara LED pada modul keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.
Gambar 2.5 Rangkaian modul keluaran
4.      Perangkat Pemrograman (Programming Device).
Programming Device adalah alat untuk memasukan (membuat atau mengedit) program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat program yang biasa digunakan (1) Miniprogrammer atau Programming Console, dan (2) Komputer.

a.       Miniprogrammer atau Konsole.
Miniprogrammer atau Programming Console (biasa disebut Konsol) adalah sebuah perangkat seukuran kalkulator saku yang berfungsi untuk memasukkan instruksi-instruksi program ke dalam PLC. Umumnya, instruksi-instruksi program dimasukan dengan mengetikkan simbol-simbol diagram tangga dengan menggunakan kode mnemonik (Mnemonic Code).
Sebagai contoh, untuk memprogram diagram tangga pada gambar dibawah ini dengan menggunakan PLC produksi OMRON maka diketikkan instruksi - instruksi pada Programming Console sebagai berikut:
Gambar 2.6 Diagram tangga yang akan diketik pada konsol

Tabel 2.1 Contoh kode mnemonik dan pengalamatannya un
Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR LD, AND OUT adalah kode mnemonik yang dapat berbeda, tergantung vendor pembuat PLC ( misalnya instruksi LD ekivalen dengan instruksi STR pada PLC produksi Allen Bradley ) sedangkan bilangan numeris 00000, 00002, 00100, dan 00100 adalah parameter yang berupa alamat-alamat terminal masukan dan terminal keluaran PLC tersebut.
Pada umumnya, miniprogrammer dirancang untuk kompatibel dengan dua atau lebih PLC dalam sebuah tipe. Selain digunakan untuk memasukkan program diagram ladder, beberapa jenis miniprogrammer juga dilengkapi fasilitas untuk monitoring klan tugas-tugas diagnostic.
b.      Komputer
Pemrograman PLC dengan menggunakan miniprogrammer ini akan sangat melelahkan jika jumlah anak tangga pada diagram ladder yang akan diprogram berukuran relatif besar. Umumnya, penggunaan konsol ini biasa digunakan hanya untuk pengeditan program saja. Untuk memasukkan program secara keseluruhan pada PLC, dapat digunakan Komputer.
Vendor-vendor PLC umumnya menyertakan perangkat lunak ( Software ) untuk mengimplementasikan pemasukan program diagram tangga, pengeditan, dokumentasi dan monitoring ke dalam PLC.
Gambar 2.8 Pemrograman PLC dengan menggunakan komputer.

5.      Perangkat Keras Masukan/Keluaran PLC.
PLC harus dihubungkan dengan perangkat keras masukan sebagai pengendali dan perangkat keras keluaran sebagai sesuatu yang dikendalikan sementara PLC tersebut bekerja sebagai pemroses, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.9 Perangkat masukan dan perangkat keluaran PLC

a.       Perangkat Keras Masukan (Input Device)
Input Device merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan masukan kepada CPU, perangkat masukan dapat berupa tombol, Switch, Saklar, Sensor atau perangkat ukur lain. Perangkat masukan memicu eksekusi logika/program pada PLC.
Gambar 2.10 Perangkat keras masukan PLC
Perangkat masukan PLC terbagi dua yaitu : Perangkat Masuka Diskrit ( Discrete Input Device ) dan Perangkat Masukan Analog ( Analog Input Device ).
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami istilah “diskrit” dan “analog”. Karena keduanya menentukan sinyal yang akan diterima atau dihasilkan oleh peralatan.
Discrete input device menghasilkan sinyal 0 dan 1, sedang analog input device menghasilkan sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, …). Demikian juga discrete output device diaktifkan oleh sinyal 0 dan 1, sedang analog output device dapat diaktifkan oleh sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, …)
Diskrit yang pada dasarnya hanyalah sinyal-sinyal „hidup‟/ „mati‟, adapun analog yaitu sinyal-sinyal yang amplitudonya mempresentasikan magnitude kuantitas yang dideteksi. Sinyal analog yang sering dijumpai adalah sinyal arus 4-20 mA, tegangan 0-5 Volt
Perangkat keras masukan yang termasuk discrete ( Discrete Input Device ) adalah:
·         Selector switches, push buttons, thumbwheel switches
·         Photoelectric eyes, limit switches, circuit breakers
·         Proximity switches, level switches
·         Motor starter contacts
·         Relay contacts
·         Fans, lights, horns, valves
Perangkat keras masukan yang termasuk analog (Analog input device) adalah:
·         Temperature sensors
·         CO2 sensors
·         Pressure sensors
·         Humidity sensors
·         Flow sensors
·         Potentiometers.

b.      Perangkat Keras Keluaran (Output Device)
Output Device Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan keluaran dari CPU, perangkat keluaran dapat berupa Motor AC/DC, lampu, katup dan lain-lain. Perangkat keluaran tersebut akan bekerja sesuai dengan perintah yang dimasukan kedalam PLC.
Gambar 2.11 Perangkat keras keluaran
Perangkat keluaran PLC juga terbagi dua yaitu : Perangkat Keluaran Diskrit ( Discrete Output Device ) dan Perangkat Keluaran Analog ( Analog Output Device ).
Perangkat keras keluaran yang termasuk discrete ( Discrete Output Device ) adalah:
·         Alarms
·         Control relays
·         Fans, lights, horns, valves
·         Motor starters, solenoids

Perangkat keras keluaran yang termasuk analog ( Analog Output Device ) adalah:
·         Analog Valves
·         Actuators
·         Chart Recorders
·         Electric Motor Drives
·         Analog Meters
·         Pressure Sensors






2 komentar: